Powered By Blogger

Woensdag 08 Mei 2013

Kanker Servik



BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Hingga saat ini kanker servik merupakan penyebab kematian terbanyak akibat penyakit kanker dinegara berkembang. Sesungguhnya penyakit ini dapat dicegah bila program skrining sitologi dan pelayanan kesehatan diperbaiki. Diperkirakan setiap tahun dijumpai sekitar 50 ribu penderita baru diseluruhh dunia dan umumnya terjadi di negara berkembang.
            Penyakit ini berawal dari infeksi virus yang merangsang perubahan prilaku sel epitel serviks. Pada saat ini sedang dilakukan penelitian vaksinasi sebagai upaya pencegahan dan terapi utama penyakit ini di masa pendatang.
            Resiko terinveksi virus HPV dan beberapa kondisi lain seperti prilaku seksual, kontrasepsi, atau merokok, akan mempromosi terjadinya kanker serviks. Mekanisme timbulnya kanker serviks ini merupakan suatu proses yang kompleks dan sangat bervariasi hingga sulit untuk dipahami.
            Insiden dan mortalitas kanker serviks didunia menempati urutan kedua setelah kanker payudara. Sementara itu, di negara berkembang masih menempati urutan pertama sebagai penyebab kematian akibat kanker pada wanita usia reproduktif. Hampir 80% kasus berada di negara berkembang. Sebelum  tahun 1930 kanker seviks merupakan penyebab pertama  kematian wanita dan kasusnya turun secara drastis semenjak diperkenalkannya teknik skrining pap smear oleh papanikolao. Namun, sayang hingga saat ini program skrining belum lagi memasyarakat di negara berkembang, hingga mudah dimengerti mengapa insiden kanker seviks masih tetap tinggi.
            Regristrasi kanker adalah upaya yang tepat untuk mengetahui insiden kanker serviks dan penggunaanya akhir – akhir ini semakin populer. Namun, dinegara berkembang  registrasi kanker ini tidak berjalan dengan baik, sehingga sulit mendapat data yang akurat mengenai kanker ini apalagi bila kita menginginkan data khusus prain pasif. Data yang paling baik adalah bila diketahui dari seluruh populasi ( population base ) atau dapat juga berdasarkan data rumah sakit ( hospital base ). Namun, terkadang data ini juga sulit diperoleh. Tampaknya yang lebih mudah adalah berdasarkan data dari tempat pemeriksaan histopatologi ( histopatologic base ).
            Hal terpenting menghadapi penderita kanker servik adalah menegakkan diagnosis sedini mungkin dan memberikan terapi yang efektif dan sekaligus prediksi prognosisnya. Hingga saat ini pilihan terapi masih terbatas pada operasi, radiasi dan kemoterapi, atau kombinasi dari beberapa modalitas terapi ini. Namun, tentu saja terapi ini masih bersifat “ simptomatis” karena belum menyentuh dasar penyebab kanker yaitu adanya perubahan perilaku sel. Terapi yang lebih mendasar seperti vaksinasi atau imunoterapi masih dalam tahap penelitian. Penelitian vaksinasi HPV tipe 16 dan 18 saat ini telah memasuki fase III. Nantinya vaksinasi ini diharapkan bukan hanya sebagai uoaya pencegahan, melainkan juga sebagai upaya terapi.
            Saat ini pilihan terapi sangat bergantung pada luasnya penyebaran penyakit secara anatomis dan senantiasa berubah seiring dengan kemajuan teknologi kedokteran. Penentuan pilihan terapi dan prediksi prognosisnya atau untuk membandingkan tingkat keberhasilan terapi baru harus berdasarkan pada perluasan penyakit. Secara universal disetujui penentuan luasnya penyebaran penyakit melalui sistem stadium.
B.   Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini antara lain :
1.      Sebagai salah satu syarat kelulusan pada mata kuliah bersangkutan
2.      Agar mahasiswa mendapat tambahan wawasan mengenai KANKER SERVIKS
3.      Agar mahasiswa mengetahui akibat yang ditimbulkan sehingga dapat melakukan pencegahan
C.   Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, kita dapat menentukan batasan rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Apa itu KANKER SERVIKS ?
2.      Bagaimana mekanisme penyakit dn penyebab penyakit ?
3.      Apa saja gejala yang timbul bila terkena kanker servik ?
4.      Bagaimana cara melakukan pemeriksaan kanker servik?
5.      Bagaimana peran bidan dalam pencegahan penyakit ?
6.      Bagaimana komplikasi yang terjadi ?















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1   Definisi Kanker Serviks
Kanker serviks adalah penyakit kanker yang terjadi pada daerah  leher rahim. Yaitu daerah pada organ  reproduksi wanita yang merupakan  pintu  masuk ke arah  rahim. Letaknya antara rahim (uterus) dengan liang senggama wanita (vagina). Kanker serviks  juga merupakan pertumbuhan dari suatu kelompok sel yang tidak normal pada serviks (leher rahim).

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsBm15ZGwToZVwmwmCN6lFwxdlvIs4uvpptVcFP-EK4lWIjrVwKjpNVHZpSDTVpCq9BYxbFU5VKYI_rhEkhILorqk2lFbtv4d6CK9QmKMiY6JeBFi4jVZFUFXtHnlRn23suoTnm9fKhRk/s1600/kanker-serviks.jpg

Perubahan ini biasanya memakan waktu beberapa tahun sebelum berkembang menjadi kanker. Oleh sebab itu sebenarnya terdapat kesempatan yang cukup lama untuk mendeteksi apabila terjadi perubahan pada sel serviks melalui skrining  (papsmear atau IVA) dan menanganinya sebelum menjadi kanker serviks. Kanker ini biasanya terjadi pada wanita yang berusia kisaran 30 sampai dengan 50 tahun, yaitu puncak usia reproduktif perempuan sehingga akan meyebabkan gangguan kualitas hidup secara fisik, kejiawaan dan kesehatan seksual.
Kanker servik uteri merupakan  penyakit yang fatal sehingga tidak etis untuk melakukan percobaan kelinis pada manusia. Sel  kanker servik pada awalya berasal dari sel epitel servik yang mengalami mutasi genetic sehingga merubah perilakunya. Sel yang bermuntasi ini merupakan pembelahan sel yang tidak terkendali, immortal dan menginfasi jaringan stroma dibawahnya. Keadaan yang menyebabkan mutasi genetic yang toidak dapat diperbaiki yang menyebabkan terjadiynya pertumbuhan kanker ini.

1.2                         Mekanisme dan Penyebab Penyakit Kanker Servik
a.    Mekanisme
Awal penyebaran kanker ini berkembang dari mulit rahim yang letaknya  di bawah rahim dan di atas vagina. Oleh karena itu kanker servik di sebut juga kanker leher rahim tau kanker mulut rahim. Di mulut rahim ada dua jenis sel yaitu sel kolumnar dan skuamosa. Sel skuamus sangat berperan dalam perkembangan sel kanker serviks. Lihat gambar di bawah untuk mendapat gambaran tentang stadium kanker servik.

b. Penyebab
Pertama kanker ini 99,7% disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) onkogenik, yang menyerang leher rahim. Virus ini memiliki lebih dari 100 tipe, di mana sebagian besar di antaranya tidak berbahaya dan akan lenyap dengan sendirinya. Jenis virus HPV yang menyebabkan kanker serviks dan paling fatal adalah virus HPV tipe 16 dan 18.Berawal terjadi pada leher rahim, apabila telah memasuki tahap lanjut, kanker ini bisa menyebar ke organ-organ lain di seluruh tubuh penderita,yang perlu diketahui mengenai virus HPV:
1. HPV dapat ditularkan melalui hubungan seksual.
2. Penularan dapat juga terjadi meski tidak melalui hubungan seksual.
3. HPV dapat bertahan dalam suhu panas.

http://www.ingateros.com/wp-content/uploads/2010/04/kanker-serviks-1.jpg
Kedua, selain disebabkan oleh virus HPV, sel-sel abnormal pada leher rahim juga bisa tumbuh akibat paparan radiasi atau pencemaran bahan kimia yang terjadi dalam jangka waktu cukup lama.
Penyebaran virus ini terutama melalui hubungan seksual dari banyak tipe HPV, tipe 16 mempunyai peranan  yang penting melalui sekuensi gen E6 dan E7 dengan mengode pembentukan protein – protein yang penting dalam replikasi virus. 
Ada beberapa faktor resiko dan predisposisi yang menonjol, antara lain :
a)      Umur pertama kali melakukan hubungan seksual . Penelitian menunjukkan bahwa semakin muda wanita melakukan hubungan seksualsemakin besar mendapat kanker serviks. Kawin pada usia 20 tahun dianggap masih terlalu muda 
b)      Jumlah  kehamilan dan partus Kanker serviks terbanyak dijumpai pada wanita yang sering partus. Semakin sering partus semakin besar kemungkinan resiko mendapat karsinoma serviks
c)      Jumlah perkawinan wanita yang sering melakukan hubungan seksual dan berganti-ganti pasangan mempunyai faktor resiko yang besar terhadap kankers serviks.
d)     Infeksi virus herpes simpleks (HSV-2) dan virus papiloma atau virus kondilomaakuminata diduga sebagai faktor penyebab kanker serviks
e)      Sosial Ekonomi Karsinoma serviks banyak dijumpai pada golongan sosial ekonomi rendah mungkin faktor sosial ekonomi erat kaitannya dengan gizi, imunitas dan kebersihan perseorangan.Pada golongan sosial ekonomi rendah umumnya kuantitas dan kualitas makanan kurang hal ini mempengaruhi imunitas tubuh.
f)       Hygiene dan sirkumsisi diduga adanya pengaruh mudah terjadinya kankers serviks pada wanita yang pasangannya belum disirkumsisi. Hal ini karena pada  pria non sirkum hygiene penis tidak terawat sehingga banyak kumpulan-kumpulan smegma.
g)      Merokok dan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim). Merokok akan merangsang terbentuknya sel kanker, sedangkan pemakaian AKDR akan berpengaruh terhadap serviks yaitu bermula dari adanya erosi diserviks yang kemudian menjadi infeksi yang berupa  radang yang terus menerus, hal ini dapat sebagai pencetus terbentuknya kanker serviks

Karena hubungannya yang erat dengan infeksi HPV, wanita yang mendapat atau menggunakan penekan kekebalan ( immonosuppressife ) dan penderita HIV beresiko menderita kanker seviks.
1.3  Gejala dan Tanda Penderita Kanker Servik
   
Kebanyakan infeksi HPV dan kanker serviks stadium dini berlangsung tanpa menimbulkan gejala sedikitpun sehingga penderita masih dapat menjalani kegiatan sehari-hari.Namun, jika dilakukan pemeriksaan deteksi dini dapat ditemukan adanya sel-sel serviks yang tidak normal yang disebut juga sebagai lesi prakanker. Bila kanker sudah mengalami progresifitas atau stadium lanjut maka gejala-gejala yang dapat timbul antara lain:
1.      Pendarahan setelah senggama atau  membersihkan vagina, dengan makin tumbuhnya penyakit tanda semakin menjadi jelas. Pendarahan menjadi semakin banyak, lebih sering dan berlangsung lebih lama. Namun terkadang keadaan ini diartikan penderita sebagai pendarahan HAID yang sering dan banyak..
2.      Pendarahan spontan yang terjadi antara periode menstruasi rutin.
3.       Timbulnya keputihan yang bercampur dengan darah dan berbau.
4.       Nyeri panggul dan gangguan atau bahkan tidak bisa buang air kecil. Hal ini menandakan keterlibatan ureter, dinding panggul, atau nervu skiatik
5.       Nyeri ketika berhubungan seksual..
Contoh Orang yang Terkena Kanker Servik
     
1.4 Pencegahan dan Pengobatan Kanker Serviks
Meski menempati peringkat tertinggi di antara berbagai jenis penyakit kanker yang menyebabkan kematian, kanker serviks merupakan satu-satunya jenis kanker yang telah diketahui penyebabnya. Karena itu, upaya pencegahannya pun sangat mungkin dilakukan. Yaitu dengan cara :
1.      Tidak berhubungan intim dengan pasangan yang berganti-ganti
2.      Melakukan vaksinasi HPV bagi yang belum pernah melakukan kontak secara seksual
3.      Memelihara kesehatan tubuh
4.      Pengobatan secara dini untuk lesi serviks yang dicurigai
5.      Melakukan IVA test
6.      Rajin melakukan pap smear setiap dua tahun sekali bagi yang sudah aktif secara seksual
Test Pap Smear
Test ini digunakan menyingkapkan apakah ada infeksi, radang, atau sel-sel abnormal dalam serviks (leher rahim).
Test Pap smear dapat dilakukan di RS, klinik dokter kandungan ataupun laboratorium terdekat. Prosedurnya cepat (hanya memerlukan waktu beberapa menit) dan tidak menimbulkan rasa sakit.

Test Pap smear dapat dilakukan bila Anda tidak dalam keadaan haid ataupun hamil. Untuk hasil terbaik, sebaiknya tidak berhubungan intim minimal 3 hari sebelum pemeriksaan.
http://www.cancerhelps.com/images/test-pap-smear.png
Gambar 1: dokter memasukkan (alat) speculum ke dalam liang vagina untuk menahan dinding vagina tetap terbuka.
Gambar 2: Cairan/lendir rahim diambil dengan mengusapkan (alat) spatula.
Gambar 3: Usapan tersebut kemudian dioleskan pada obyek-glass
Gambar 4: sample siap dibawa ke laboratorium patologi untuk diperiksa.
Alternatif lain Tes Pap Smear : Metode IVA

Untuk deteksi dini kanker serviks, selain test Pap Smear, metoda lain yang dapat menjadi pilihan adalah IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat).

IVA digunakan untuk mendeteksi abnormalitas sel serviks Anda setelah mengoleskan larutan asam asetat (asam cuka3-5%) pada leher rahim. Asam asetat menegaskan dan menandai lesi pra-kanker dengan perubahan warna agak keputihan (acetowhite change). Hasilnya dapat diketahui saat itu juga atau dalam waktu 15 menit.

Metode IVA mengandung kelebihan dibanding test Pap smear, karena sangat sederhana (dapat dilakukan di Puskesmas), hasilnya cukup sensitif dan harganya amat terjangkau (mulai Rp. 5000).

Berbeda dengan test Pap smear, pemeriksaan dengan metode IVA juga dapat dilakukan kapan saja, termasuk saat menstruasi, saat asuhan nifas atau paska keguguran. Bila hasilnya bagus, kunjungan ulang untuk tes IVA adalah setiap 5 tahun.

http://www.cancerhelps.com/images/test-iva.png
Pengobatan kanker serviks:
A.    Tindakan Darurat
Pendarahan pervagina yang berasal dari ulserasi luas dan kavitas pada karsinoma serviks stadium 2 sampai 4. Ligasi titik perdarahan dan penjahitan tidak praktis dilakukan. Obat penghenti perdarahan seperti negatol ( negatan ), larutan perak nitrat 10% atau aseton efektif  meskipun pengupasan jaringan nekrotin berikut dapat menyebabkan perdarahan lebih lanjut. Tampon atau radiasi vagina ( jika toleransi memungkinkan ) sangat menolong. Embolisasi atau ligasi arteri uterina atau hipogastrik dapat merupakan tindakan penyelamat nyawa.
B.     Tindakan Umum
Kirim pasien ke rumah sakit  untuk pemeriksaan menyeluruh dan berikan istirahat sebelum terapi dimulai. Dasar perencanaan pemeriksaan kanker serviks meliputi hemogram ( anemia atau infeksi ), uji fungsi hati, ultrasonografi ( untuk mendeteksi masa tumor ), sinar – X dada ( penyakit atau metastasis ke paru ) pemeriksaan tulang barium enema atau ( infasi atau penyakit usus ).
C.     Tindakan Lokal
Selama terapi radiasi, menyemprot permukaan dengan air hangat dapat membantu memberi rasa nyaman dan bersih.
D.    Pengobatan Menurut Stadium
E.     Terapi Radiasi
Radiasi biasanya dianggap pengobatan terbaik bagi karsinoma serviks invasif. Radium sinar – x Co, siklotron, akselerator linea, dan sumber radiasi lainnya dapat digunakan. Tujuannya adalah menghancurkan karsinoma primer dan skunder dalam pelvis dan mempertahankan jaringan yang tidak terkena kanker, jumlah  radiasi yang diperlukan untuk menghancurkan kanker bervariasi dari pasien ke pasien.
Pengobatan kanker serviks selama kehamilan
1.      Trimester pertama. Berikan radiasi eksterna 6000 rad  ke pelvis melalui setiap titik dari keempat tempat. Bersamaan dengan itu berikan dua dosis radium paraservikal dan intraservikal dan tunggu terjadinya abortus spontan.
2.      Trimester kedua. Memberikan radium intra dan kontra servikal dalam 7-10 hari lakukan histerektomi abdominal.dua minggu setalah pembedahan, berikan 6000  rad radiasi eksterna.
3.      Trimester tiga. Lakukan SC klasik jika janin viable dalam7-10 hari berikan radiasi eksterna 6000 rad kemudian berikan dua dosis radium intra dan para servikal selang satu minggu.
F.      Tindakan Pembedahan ( lihat juga menurut stadium)
Histerektomi total dengan pengangkatan luas vagina merupakan terapi pembedahan pilihan untuk wanita berumur lebih dari 40 tahun dengan karsinoma serviks. Kondisi dalam serviks dapat diberikan untuk wanita-wanita usia muda yang masih mengiginkan untuk memiliki lebih bayak anak tetapi ini merupakan resiko yang patut diperhitungkan sekalipun pasien sudah mengerti perlunya apusan sitologi vagina setiap 6 bulan selama waktu tertentu.
1.5 Peran Bidan Dalam Pencegahan Penyakit
1.      Bidan melakukan konseling kesehatan reproduksi remaja
2.      Bidan melakukan konseling tentang kesehatan reproduksi wanita usia subur dan menepouse
3.      Mengadakan pemeriksaan IVA Test gratis
4.      Melakukan konseling tentang bahayanya Infeksi menular Seksual ( IMS)
5.      Segera melakukan rujukan apabila menemukan pasien yang positif
1.6 Komplikasi
a) Berkaitan dengan intervensi pembedahan
1.      Vistula Uretra
2.      Disfungsi bladder 
3.      Emboli pulmonal
4.      Infeksi pelvis 
5.      Obstruksi usus 
b) Berkaitan dengan kemoterapi

1.      Sistitis radiasi
2.      Enteritisc
 c) Berkaitan dengan kemoterapi
1.      Supresi sumsum tulang
2.      Mual muntah akibat pengunaan obat kemoterapi yang mengandung sisplatin
3.      Kerusakan membrane mukosa GI
4.      Mielosupresi



























BAB III
 PENUTUP

A.    Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapatlah disimpulkan beberapa hal, antara lain :
1.        Kanker serviks adalah penyakit kanker yang terjadi pada daerah leher rahim selain itu merupakan pertumbuhan dari suatu kelompok sel yang tidak normal pada serviks (leher rahim). Kanker ini biasanya terjadi pada wanita yang berusia kisaran 30 sampai dengan 50 tahun, yaitu puncak usia reproduktif perempuan sehingga akan meyebabkan gangguan kualitas hidup secara fisik, kejiawaan dan kesehatan seksual.
2.        Awal penyebaran kanker ini berkembang dari mulit rahim yang letaknya  di bawah rahim dan di atas vagina.
3.        Pertama kanker ini 99,7% disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) onkogenik, yang menyerang leher rahim. Kedua, selain disebabkan oleh virus HPV, sel-sel abnormal pada leher rahim juga bisa tumbuh akibat paparan radiasi atau pencemaran bahan kimia yang terjadi dalam jangka waktu cukup lama.
4.        Penyebaran virus ini terutama melalui hubungan seksual dari banyak tipe HPV, tipe 16 mempunyai peranan  yang penting melalui sekuensi gen E6 dan E7 dengan mengode pembentukan protein – protein yang penting dalam replikasi virus.  Ada beberapa faktor resiko dan predisposisi yang menonjol, antara lain :
a.              Umur pertama kali melakukan hubungan seksual
b.             Jumlah kehamilan dan partus Kanker serviks terbanyak dijumpai pada wanita yang sering partus.
c.              Jumlah perkawinan wanita yang sering melakukan hubungan seksual dan berganti-ganti pasanganmempunyai faktor resiko yang besar terhadap kankers serviks.
d.             Infeksi virus herpes simpleks (HSV-2) dan virus papiloma atau virus kondilomaakuminata diduga sebagai factor penyebab kanker servikse)
Hygiene dan sirkumsisi diduga adanya pengaruh mudah terjadinya kankers serviks pada wanita yang pasangannya belum disirkumsisi
5.        Bila kanker sudah mengalami progresifitas atau stadium lanjut maka gejala- gejala yang dapat timbul antara lain:
a.       Pendarahan setelah senggama atau membersihkan vagina, dengan makin tumbuhnya penyakit tanda semakin menjadi jelas. Pendarahan menjadi semakin banyak, lebih sering dan berlangsung lebih lama. Namun terkadang keadaan ini diartikan penderita sebagai pendarahan HAID yang sering dan banyak..
b.      Pendarahan spontan yang terjadi antara periode menstruasi rutin.
c.       Timbulnya keputihan yang bercampur dengan darah dan berbau.
d.      Nyeri panggul dan gangguan atau bahkan tidak bisa buang air kecil. Hal ini menandakan keterlibatan ureter, dinding panggul, atau nervu skiatik
e.        Nyeri ketika berhubungan seksual.
7.        Upaya pencegahannya pun sangat mungkin dilakukan. Yaitu dengan cara :
1.        Tidak berhubungan intim dengan pasangan yang berganti-ganti
2.        Rajin melakukan pap smear setiap dua tahun sekali bagi yang sudah aktif secara seksual
3.        Melakukan vaksinasi HPV bagi yang belum pernah melakukan kontak secara seksual
4.        Memelihara kesehatan tubuh
5.        Pengobatan secara dini untuk lesi serviks yang dicurigai
6.        Melakukan test Pap Smear
7. Peran bidan Dalam menangani kanker servik
1.   Bidan melakukan konseling kesehatan reproduksi remaja
2.   Bidan melakukan konseling tentang kesehatan reproduksi wanita usia subur dan menepouse
3.   Mengadakan pemeriksaan IVA Test gratis
4.   Melakukan konseling tentang bahayanya Infeksi menular Seksual ( IMS)
5.   Segera melakukan rujukan apabila menemukan pasien yang positif

Saran
Sebaiknya setiap individu membiasakn diri untik berprilaku sehat dan tidak melakukan hal-hal yang menbuat virus berpindah dari satu orang ke orang lain.




DAFTAR PUSTAKA
1.      Hawley, louise B, 2003, Intisari Mikrobiologi dan Penyakit Infeksi, Jakarta : hipokratis
2.      Sastrawinata, Sulaiman, 1981, Obstetri dan Ginekologi, Bandung : Elstar offset
3.      s
6.      http://www.scribd.com/eni_utami/d/79324075-kanker-serviks

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking